25 March 2009

Hidup adalah Perjuangan (keliru bangett...)

Kenapa keliru?
Jika hidup adalah perjuangan, maka buat apa hidup?? Karena kata Perjuangan menyiratkan suatu arti atau makna yang tertancap erat pada otak kita turun temurun, yaitu bahwa : Perjuangan adalah Rekasa (Rekoso).
Mau bukti? Banyak!! Ingat sejarah bangsa Indonesia, pada jaman Perjuangan melawan penjajah untuk menuju kemerdekaan, apa yang dialami oleh rakyat Indonesia yaitu : rekoso... dheg-dhegan, hidup tak tentu arah, masa depan gak jelas, bapakne berjuang dan sanak keluarga menunggu dengan was-was ("Pulang Paknee!!", "Sik mboknee!! lagi berjuang ki! ngganggu wae, marai tidak konsen berjuang ni!!"), makan gak tentu, (gak tentu lauknya kadang ayam goreng, kadang ayam bacem, ayam diungkep.. ayam terusss.. bosen!!), minum dari mata air dan tetesan air mata, jalanan terasa ga tentram karena siapa tau saat mau beli pulsa, ntar ketemu landa bule, landa jepang, landa ireng, landa pethuk dan landa-landa lainnya.
Betul kan? Pasti!

Nah kalau Hidup adalah Perjuangan, berarti menghendaki kita hidup Rekoso terus... Berjuang terus... Dheg-dhegan terus... Tidak ayem tentrem loh jinawi kerta raharja teruss.. -(kedawan dab sing terakhir, cukup : Tidak tentrem - ah.. Yobenlah!)-

Bukankah perjuangan identik dengan perlawanan? Kalau ada perjuangan menghadapi kemiskinan, wow... berarti perlawanan terhadap kemiskinan atau melawan kemiskinan. Kata yang diberi imbuhan Ke + ... + An, berarti kata itu menjadi kata benda, jadi bisa disimpulkan sebagai perlawanan terhadap benda yang miskin, dalam hal ini, benda tersebut adalah orang. Karena yang bisa miskin adalah orang yang hidup dan bukan barang yang mati. Soalnya, kalau orang yang mati sudah jelas tidak miskin dan juga tidak kaya. Jadi... Perjuangan menghadapi kemiskinan, berarti melawan orang yang miskin! Betul saudara-saudara!!! Otomatis!! (Weh.. gaya politikus nich).

Waduh... payah!! Payah tenan.. Lha wong sudah miskin, rekoso, mangan sedina pisan yo mbuh-mbuhan, kembang kempis (pas ngembang enak.. pas ngempis ora enak tenan..), kok malah mau disingkirkan, malah mau dilawan..
Mbok dikasih BLT (Bantuan Langsung enTek) aja, atau diberi modal madul usaha, atau mungkin pemerintah punya menteri baru dengan julukan Menteri Kemiskinan Rakyat yang berkonsentrasi penuh terhadap rakyat yang miskin, karena kalau yang ada adalah Menteri Kesejahteraan Rakyat, maka menteri itu hanya berfokus pada rakyat yang sejahtera.
Betul kawan-kawan seperjuangan!!! Betulll... Betulll sekaleee.. (gaya band Jamrud).. Plok.. Plok.. Plok.. (applause membahana di seluruh lapangan).. Plakkk!! (yang terakhir, suara ketika oratornya dikeplak).

Jadi... Hidup bukanlah Perjuangan. Tapi Hidup adalah Hidup, suatu fakta atau kenyataan (dan bukan masalah) yang harus dilakoni oleh para aktor dan aktris kehidupan yaitu manusia, dalam kondisi apapun. Dengan apa? Yaitu dengan Bersyukur atau Berterimakasih. Sebab dengan bersyukur, berarti sudah tidak miskin lagi. Hidup adalah Syukur. Hidup harus disyukuri. Kenapa begitu?
Ya jelaslah.. misalnya, saat tidak bisa makan, bersyukurlah. Maka rasa lapar itu akan tergantikan dengan rasa syukur. Apa bisa? Hmmm... sebetulnya ya susah juga sih, tapi cobalah.. Harus dicoba.. Harus dicoba tanpa emosi, tanpa mengindahkan rasa lapar (rasa lapar kok indah?). Berterimakasihlah bahwa masih boleh hidup di dunia ini, walau dalam kondisi lapar.
Percayalah, maka keajaiban akan datang.. Gusti tidak akan membiarkan umat-jemaatnya menderita.

Weeee.... tadi politikus, sekarang relijius. Jabatan nJenengan itu apa to mas? Saya?... Saya adalah Politikus yang Relijius. (ini ngomongnya sambil menunduk, merem, melipat tangan dan meneteskan air mata buaya).
-- Saat-saat inilah muncul banyak kesaksian. Banyak sekali orang-orang yang melihat ada lingkaran cahaya putih berpendar berada di atas kepala saya bak orang pengusaha rokok yaitu orang kudus, bahkan sempat masuk di tivi kabel dalam acara Tembang Kenangan. --
Hanya yang saya sedikit heran, kenapa gak ada yang melihat kedua sayap saya ya? Padahal sudah saya kebat-kebitkan kesana kemari lho.. Tapi gak apa-apa, mungkin kali lain ya?

Kayaknya isi tulisan ini sudah menyimpang dari judul. Yo wis diakhiri wae.. Salammmmm.... Hwakakakaka...

1 comment:

FE Gumilar said...

Kalau menurut saya
perjuangan adalah tindakan yang konsisten dan konsekuen untuk mencapai sebuah tujuan.

Konsisten: Terus menerus melakukan tindakan sampai tujuan kita tercapai, jadi ngga hangat2 tai ayam.

Konsekuen: Mau menyadari, menerima dan menjalani segala rintangan, halangan, tantangan, resiko, akibat tindakan kita untuk mencapai tujuan.

Jadi hidup itu perjuangan tidak keliru kalau kita punya tujuan.

Yang keliru banget adalah hidup yang ngga punya tujuan bro..

Kadang ngomong memang lebih gampang dari bertindak.

Tapi lebih baik ngomong jika ngomong adalah awal dari tindakan, awal dari perjuangan kita.

Begitu pendapat saya bro..