11 February 2009

Layanan Digital Printing

Sebetulnya sekedar ingin berbagi cerita seputar hal apapun tentang layanan dan pelayanan dalam suatu bisnis. Ceritanya begini :
Pada hari kemarin, aku mau ngeprint digital (digital printing), nah mau nyobain di Print World di Jl. Wahidin no 34 Yogyakarta. Keunggulan dari tempat itu adalah parkirnya yang gratis, ada snack dan minuman yang gratis. Tempatnya ber-ac dan tempat duduknya juga nyaman, banyak yang kosong (sepi kalee.., lah emang sepi terus kok). Kucoba-coba melangkahkan kaki memasuki Print World, dan ketemu dengan Customer Service-nya. Saat itu jam 11.50-an WIB.
  "Selamat siang mas."
  "Selamat siang mbak.", jawab saya.
  "Mau ngeprint outdoor apa indoor?"
  "Mau ngeprint indoor, ukuran A3.", jawab saya lagi.
  "Filenya apa? Corel?"
  "Iya.", jawab saya lagi.
  "Baiklah."
(Mbak CS-nya celingak ke kanan, celinguk ke kiri, kemudian celingak-celinguk, terus tanya dengan sesama CS, "Bla..bla..bla.." - lupa, tapi intinya nyari seseorang bernama mas siapa gitu dan kayaknya orang itu yang mau buka file saya di komputer untuk kemudian diprint digital.)
Kemudian mbak CS tersebut ngomong sama saya.
  "Maaf, mas, ditunggu sebentar ya."
  Saya menjawab, "Ok." Tapi dalam hati saya heran, lha kok gitu sih. Maksudnya begini, bukannya saya tidak sabar untuk menunggu, tapi kan bisnis digital printing yang nota bene adalah pelayanan yang cepat dan mudah (apalagi saat itu sepi), kok harus menunggu?? File saya tidak diminta lagi (untung ga diminta, ntar ada kelanjutan ceritanya).

Nah, ini pengalaman saya sebagai konsumen yang kemudian membatin begini :
Waduh mbak CS, bisnis kok kayak begini sih. (Masih dalam hati lho ini, dan terus dalam hati). Kalau misalnya bisnis digital printing di Yogyakarta cuma anda satu-satunya (cuma Print World), yah.. dengan sangat terpaksa saya akan menunggu. Satu-satunya, berarti tidak ada yang lain dalam segmen bisnis yang sama.
Ok-lah, saya akan menunggu, tapi maksimal 5 (lima) menit saja. Maklum saya juga dikejar setoran nich. Setelah 5 (lima) menit berlalu dan tidak dipanggil-panggil, dengan senang hati saya melangkah keluar dari tempat tersebut dan pergi, meluncur ke Jl. Gejayan di Ortindo.
Sampai di Ortindo, seperti biasa, full mbludak banyak pelanggan yang juga mau ngeprint. Sambil masih jengkel, saya cuma membatin lagi, kok beda ya antara Print World dengan Ortindo? Di Print World tempatnya luas, free parkir, free snack dan minuman, ber-AC, tempat duduknya nyaman, dan lain-lain kok sepi? Sementara di Ortindo, tempatnya jauh lebih sempit, ac-nya gak dingin-dingin amat, tapi kok berdesak-desakan ya?
Walau dengan ragu-ragu, saya melangkah masuk ke Ortindo, dan mendapat sambutan hangat,
  "Mari mas, mau ngeprint Outdoor apa Indoor."
  Saya jawab, "Indoor. Ukuran A3." Eh, saya ternyata ketemu dengan bu Henrica, yang saya ternyata kenal.
  Kemudian dia bilang, "Belum pernah ke belakang to mas? Langsung  ngeprint di sana saja."
  "Ok."
Kemudian saya diajak ke belakang, dan ternyata tempatnya lebih luas, nyaman, dan ber-AC serta tempat duduknya juga enak. Saya langsung menuju komputer dengan operatornya. Singkat cerita, kurang dari 8 menit, saya dipanggil dan akhirnya jadi sudah hasilnya.

Makna dibalik kisah.
Kalau kita harus bersaing dengan orang lain dalam satu bidang yang sama, kita harus berani menawarkan kelebihan, pelayanan yang lebih unik, dan percayalah bahwa setiap orang adalah istimewa. Ketika setiap orang merasa dihargai, dunia terasa lebih baik baik dan tenteram.

Inilah pengalaman saya seputar digital printing di yogyakarta. Hehehe..